Tingkat populasi sapi potong Sulsel tahun 2009 berhasil meningkat 662 ekor dari 703.303 ekor pada 2008 menjadi 703.965 pada 2009. Angka ini menempatkan Sulsel pada urutan ketiga menggeser Aceh.
Demikian data yang dikeluarkan Kepala Dinas Peternakan Sulsel, Murtala Ali, Selasa 29 desember 2009. Menurutnya, dengan angka tersebut, Sulsel hampir mencapai target populasi ternak sapi yang dicanangkan Pemprov Sulsel, yakni sejuta ekor sapi hingga 2013. "Dengan pencapaian tersebut, berarti sisa populasi sapi yang dibutuhkan sekira 300 ribu, dan kami optimis bisa mencapainya, "ujar Murtala".
Menurut Murtala, peningkatan populasi ternak tersebut dicapai dengan kawin alam dan inseminasi buatan. Murtala mengatakan, melalui Balai Inseminasi Buatan (IB), Sulsel bisa melakukan pemisahan sperma atau sexing. "Kita bisa menentukan sperma betina atau jantan. Ini kita dipasarkan ke Kabupaten. Kalau kelompok tani mau pengembangan kita berikan inseminasi X untuk betina dan kalau dia mau menggemukkan, kita beri Y untuk jantan, "ujar Murtala.
Dia menambahkan, jenis sapi yang dibiakkan adalah Simental, Limousine dan Bali. Menurutnya, tingkat keberhasilan sexing ini setelah uji coba dilapangan mencapai 60 persen. "Artinya kita sudah diperhitungkan secara nasional dalam rangka pengembangan inseminasi buatan. Kita punya lokasi IB Mandiri sekira 17 unit. " papar Murtala.
Bibit sapi kata Murtala, didatangkan dari NTB. Menurut Murtala, pihaknya tidak diperkenangkan membeli sapi dari Bali karena ada penyakit sapi Jembrana. "Jadi kita beli sapi dari NTB, sapi dari Bali di proteksi keluar. Sapi Bali memang besar dan murah, namun dia punya penyakit, " ujar Murtala.
Selain itu, Sulsel lanjut Murtala juga masuk dalam kelompok lima terbaik nasional sapi potong. Dari 33 provinsi, Sulsel berada pada urutan kelima tingkat nasional untuk kelompok tani sapi potong yakni kelompok Minasa Basuki Desa Pariae Kecamatan Mannanti Tellulimpoe Sinaji Sulsel. "Dan Insya Allah kita akan genjot di tahun ini, kita target bisa peringkat ketiga nasional. Bagi kelompok tani yang berhasil mencapai peringkat ketiga, ketuanya akan kami umrahkan, "janji Murtala.
Peningkatan populasi tersebut lanjut Murtala, juga karna keberhasilan mengendalikan penyakit. Selain penyakit Anthrax, pengendalian Avian Influenza (AI) juga cukup berhasil dengan penerapan sistem Participatory Disease Surveillance and Response (PDSR). "Pada awal 2008 lalu Dinas Peternakan bekerjasama FAO. Hasilnya pada 2009, berhasil menekan jumlah kematian unggas dari sekira 98 persen. Juga jumlah kabupaten yang tertular, berhasil turun dari 12 menjadi 3 kabupaten, "ujar Murtala. (asw).
Sumber: Fajar
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Saran,kritik, serta masukan anda untuk tulisan diatas sangat diperlukan. Agar kami dapat memberikan yang terbaik bagi pengunjung.
Terimakasih
Admin